MAKALAH
“GOAL SETTING DAN ACHIEVMENT
PLANNING”
Di susun Oleh :
M. Fikri Rofiudin (1402040442)
FAKULTAS TEKNIK INFORMATIKA
UNIVERISTAS KH. WAHAB HASBULLAH
TAMBAK BERAS JOMBANG
2015
PENGANTAR
Puji syukur saya ucapkan atas kehadirat
Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan
untuk menyelesaikan makalah ini.Tidak lupa saya ucapkan kepada dosen pembimbing
dan teman-teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu tim penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga sengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu tim penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Dan semoga sengan selesainya makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...
Ttd
( Penyusun)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Mendesain tujuan (Goal setting) adalah salah satu faktor
penting dalam membangun motivasi intrinsik
manusia. Goal
setting
dapat meningkatkan reaksi kognitif dan afektif outcome, sebab tujuan yang
spesifik sangat dibutuhkan untuk kesuksesan dalam hidup manusia, Oleh karena
itu, melalui makalah ini penulis mengangkat pentingnya goal setting dalam kehidupan
manusia dan bagaimana mendesain Goal
Setting yang tepat dalam suatu kehidupan.
Perencanaan
adalah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi
untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil
yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam
batas-batas yang dapat diterima dan digunakan dalam penyelesaian.
1.2
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disusun
permasalahan berikut :
a. Apakah yang dimaksud dengan Goal
Setting ?
b. Apa sajakah prinsip Utama dalam Goal
Setting ?
c. Apa definisi dari Perencanaan?
d. Apakah Tujuan Perencanaan itu?
1.3
Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
b. Memberikan panduan tata cara mendesain Goal Setting dengan
disertai aktivitas latihan dan implementasinya dalam pembelajaran.
1.3.2 Tujuan Khusus
Makalah ini
disusun sebagai kebutuhan penulis dalam memperdalam keilmuan Achievment
Motivation Training dalam proses pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
2. 1 Goal Setting
Goal setting merupakan suatu
mekanisme untuk mengidentifikasi apa yang ingin kita capai atau raih. Pada
dasarnya, goal setting merupakan rangkaian kegiatan yang akan kita lakukan
dalam mencapai prestasi. Pengembangan goal setting mendapat banyak perhatian
dari para psikolog olahraga dimana penggunan dari program goal setting ini
sekarang semakin luas dibeberapa area bahkan dalam bisnis dan menajemen.
Dalam
dunia olahraga, goal setting merupakan bagian yang penting dan mempunyai dampak
langsung pada pencapaian atlet.Dalam penelitian eksperimental, penerapan goal
setting terbukti dapat meningkatkan performa. Menurut Locke (1990), goal
setting mempunyai efek dalam meningkatan performa dengan empat cara, yaitu:
a. Goal setting fokus pada perhatian
b. Memobilisasi upaya yang proposional dalam setiap tugas dan tujuan
c. Meningkatkan persistensi pada tujuan
d. Penetapan sasaran mempunyai dampak secara tidak langsung pada individu untuk menetapkan dan mengembangkan strategi dalam mencapai target.
a. Goal setting fokus pada perhatian
b. Memobilisasi upaya yang proposional dalam setiap tugas dan tujuan
c. Meningkatkan persistensi pada tujuan
d. Penetapan sasaran mempunyai dampak secara tidak langsung pada individu untuk menetapkan dan mengembangkan strategi dalam mencapai target.
Prinsip Utama Goal Setting
Dalam menentukan goal setting terdapat empat prinsip utama, yaitu:
1. Difficulty: goal yang sulit akan meningkatkan performa dibanding dengan goal yang mudah.
2. Specificity: Goal yang spesifik akan lebih efektif dibandingkan dengan goal yang subyektif atau tidak ada goal.
3. Acceptance: goal akan lebih efektif jika ditetapkan atau dibuat sendiri oleh atlet.
4. Feedback: goal tidak akan efektif jika tidak diberikan umpan balik.
Dalam menentukan goal setting terdapat empat prinsip utama, yaitu:
1. Difficulty: goal yang sulit akan meningkatkan performa dibanding dengan goal yang mudah.
2. Specificity: Goal yang spesifik akan lebih efektif dibandingkan dengan goal yang subyektif atau tidak ada goal.
3. Acceptance: goal akan lebih efektif jika ditetapkan atau dibuat sendiri oleh atlet.
4. Feedback: goal tidak akan efektif jika tidak diberikan umpan balik.
Prosedur
penggunaan Goal Setting adalah SCAMP:
– Spesifik: harus spesifik, jelas. Contoh: “meningkatkan performa”
– Spesifik: harus spesifik, jelas. Contoh: “meningkatkan performa”
– seberapa
besar yang mau ditingkatkan, dan bagaimana cara mengukurnya. Memperkirakan
bagaimana dapat mengembangkannya, dan kerja keras untuk dapat meraihnya.
– Challenging: Menantang/terkontrol – tetapkan goal sedikit lebih tinggi dari kemampuan yang ada sekarang, buat pencapaian goal tersebut dibawa kontrol anda sendiri bukan orang lain.
– Attainable: jangan membatasi diri anda dengan kegagalan-kegagalan. Semua goal harus berhubungan dengan apa yang anda miliki sekarang dan bertekat untuk memperbaiki setahap demi setahap. Jangan segan untuk mengganti goals anda jika terlihat tidak realistik lagi.
– Measurable: prestasi atau penncapaian akan sangat memotivasi jika dapat dilihat dengan nyata dan terukur
– Personal: goal yang anda buat harus sesuai dengan diri anda sendiri, tidak boleh terpengaruh oleh orang lain karena hal itu akan mempengaruhi komitmen dan obyektifitas anda sendiri.
– Challenging: Menantang/terkontrol – tetapkan goal sedikit lebih tinggi dari kemampuan yang ada sekarang, buat pencapaian goal tersebut dibawa kontrol anda sendiri bukan orang lain.
– Attainable: jangan membatasi diri anda dengan kegagalan-kegagalan. Semua goal harus berhubungan dengan apa yang anda miliki sekarang dan bertekat untuk memperbaiki setahap demi setahap. Jangan segan untuk mengganti goals anda jika terlihat tidak realistik lagi.
– Measurable: prestasi atau penncapaian akan sangat memotivasi jika dapat dilihat dengan nyata dan terukur
– Personal: goal yang anda buat harus sesuai dengan diri anda sendiri, tidak boleh terpengaruh oleh orang lain karena hal itu akan mempengaruhi komitmen dan obyektifitas anda sendiri.
Contoh: Coba
anda pikirkan satu aspek yang ingin anda tingkatkan dan bagaimana
tahapan-tahapan (program-program) nyata yang anda akan lakukan untuk
mencapainya:
– Identifikasi aspek yang ingin ditingkatkan
– Skill kualifikasi apa yang diperlukan untuk meningkatkannya
– Latihan rutin yang bagaimana yang dapat membantu
– bagaimana anda dapat mengukurnya
– What is the present level of attaintment in term of this skills
– Tentukan tingkatan yang ingin anda capai dalam batasan waktu
– Latihan yang bagaimana yang akan anda lakukan untuk mencapai target anda dan bagaimana anda mengukurnya (time table)
– Identifikasi aspek yang ingin ditingkatkan
– Skill kualifikasi apa yang diperlukan untuk meningkatkannya
– Latihan rutin yang bagaimana yang dapat membantu
– bagaimana anda dapat mengukurnya
– What is the present level of attaintment in term of this skills
– Tentukan tingkatan yang ingin anda capai dalam batasan waktu
– Latihan yang bagaimana yang akan anda lakukan untuk mencapai target anda dan bagaimana anda mengukurnya (time table)
Dalam
menetapkan goals perlu dicantumkan beberapa hal sebagai berikut:
– Sasaran utama (primary goals)
– Tahapan sasaran: jangka pendek; menengah; panjang
– Sasaran tambahan selain sasaran utama
– Cara mengukur keberhasilan pencapaian sasaran (bagaimana untuk mengetahui bahwa setiap sasaran tercapai atau tidak)
– Jadwal waktu tercapainya setiap sasaran
– Rencana program, prosedur dan tahap-tahap pencapaian sasaran dalam latihan, ujicoba, kompetisi, juga dalam aspek lain seperti pendidikan, karir, dan sebagainya.
– Tambahan keterampilan, pengetahuan, kesempatan, perhatian dan sebagainya yang dibutuhkan untuk mendukung ketercapaian sasaran.
– Sasaran utama (primary goals)
– Tahapan sasaran: jangka pendek; menengah; panjang
– Sasaran tambahan selain sasaran utama
– Cara mengukur keberhasilan pencapaian sasaran (bagaimana untuk mengetahui bahwa setiap sasaran tercapai atau tidak)
– Jadwal waktu tercapainya setiap sasaran
– Rencana program, prosedur dan tahap-tahap pencapaian sasaran dalam latihan, ujicoba, kompetisi, juga dalam aspek lain seperti pendidikan, karir, dan sebagainya.
– Tambahan keterampilan, pengetahuan, kesempatan, perhatian dan sebagainya yang dibutuhkan untuk mendukung ketercapaian sasaran.
2.2 Pengertian
Perencanaan
Pengertian perencanaan mempunyai
beberapa definisi rumusan yang berbeda satu dengan lainnya. Cuningham
menyatakan bahwa perencanaan adalah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan,
fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan
memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang
diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima dan digunakan
dalam penyelesaian. Perencanaan dalam pengertian ini menitikberatkan kepada
usaha untuk menyeleksi dan menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa yang
akan datang serta usaha untuk mencapainya.
Definisi lain menyatakan bahwa
perencanaan adalah hubungan antara apa yang ada sekarang dengan bagaimana
seharusnya yang berkaitan dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas,
program,dan alokasi sumber.
Perencanaan mempunyai makna yang
komplek, perencanaan didefinisikan dalam berbagai bentuk tergantung dari sudut
pandang, latar belakang yang mempengaruhinya dalam mendefinisikan pengertian
perencanaan. Di antara definisi tersebut adalah sebagai berikut: Menurut
prajudi Atmusudirjo perencanaan adalah perhitungan dan penentuan tentang
sesuatu yang akan dijalankan dalam mencapai tujuan tertentu, oleh siapa, dan
bagaimana. Bintoro Tjokroamidjojo menyatakan bahwa perencanaan dalam arti luas
adalah proses memprsiapkan kegiatan-kegiatan secara sistematis yang akan
dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Muhammad Fakri
perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang
akan dilaksanakan pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Lebih lanjut Muhammad Fakri menyatakan bahwa perencanaan dapat juga
dikatakan sebagai suatu proses pembuatan serangkaian kebijakan untuk mengendalikan
masa depan sesuai yang ditentukan. Dari kutipan tersebut dapat dianalisis bahwa
dalam menyusun perencanaan perlu memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan
masa depan, adanya kegiatan, proses yang sistematis, hasil dan tujuan tertentu.
Kaufman mengatakan bahwa perencanaan
adalah suatu proyeksi tentang apa yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan
secara sah dan berdaya guna. Dari pendapat Kaufman tersebut dapat dipahami
bahwa perencanaan merupakan sesuatu yang menjadi keperluan dalam sebuah system untuk
mendukung tercapainya tujuan. Tidak itu saja selain mendukung tercapainya
tujuan suatu system maupun lembaga perencanaan yang dipersiapkan hendaknya
bermanfaat secara aplikasi, dan lebih penting adalah dikerjakan dan disusun
berdasarkan kepatutan serta tidak melanggar norma yang berlaku. Menurut Kaufman
dalam perencanaan mengandung elemen-elemen sebagai berikut, pertama
mengindentifikasi dan mendokumentasikan kebutuhan.Kedua, menentukan
kebutuhan-kebutuhan yang bersifat prioritas.Ketiga, memperinci spesifikasi
hasil yang dicapai dari tiap kebutuhan yang dipioritaskan.Keempat,
mengidentifikasi persyaratan untuk mencapai tiap-tiap alternatif.Kelima,
mengidentifikasi strategi alternative yang memungkinkan, termasuk di dalamnya
peralatan untuk melengkapi tiap persyaratan untuk mencapai kebutuhan, untung
rugi berbagai latar dan strategi yang digunakan.
Uraian tersebut, memperjelas bahwa
perencanaan berkaitan dengan pemilihan dan penentuan kebijakan tertentu.
Harjanto memberi komentar terhadap pendapat Kaufman bahwa perencanaan merupakan
proses untuk menentukan kemana harus melangkah dan mengidentifikasi berbagai
persyaratan yang dibutuhkan dengan cara efektif dan efesien. Harjanto
menyatakan bahwa perencanaan mengandung enam pokok pikiran yaitu, pertama perencaaan
melibatkan proses penentapan keadaan masa depan yang diinginkan. Kedua, keadaan
masa depan yang diinginkan dibandingkan dengan kenyataan sekarang, sehingga
dapat dilihat kesenjangannya. Ketiga, untuk menutup kesenjangan perlu dilakukan
usaha-usaha.Keempat, uasaha untuk menutup kesenjangan tersebut dapat dilakukan
derngan berbagai usaha dan alternative.Kelima, perlu pemilihan alternative yang
baik, dalam hal ini mencakup efektifitas dan efesiensi.Keenam, alternative yang
sudah dipilih hendaknya diperinci sehingga dapat menajdi petunjuk dan pedoman
dalam pengambilan kebijakan.
Beeby C.E sebagaimanan dikutip oleh
Asnawir menyatakan bahwa perencanaan pendidikan adalah penerapan ramalan dalam
menentukan kebijaksanaan, prioritas, ekonomi dan politik, potensi system untuk
berkembang, kepentingan Negara dan pelayanan masyarakat yang mencakup dalam
system tersebut.
Dari kutipan tersebut dapat dipahami
bahwa perencanaan merupakan aplikasi dari pemikiran yang tersusun untuk
mencapai keinginan bersama.Dengan demikian perencanaan yang di susun merupakan
konsep yang aplikatif dan oprasional.Dapat juga merupakan aktifitas untuk
mengambil keputusan. Hal senada juga dikatakan oleh George R. Terry bahwa
perencanaan merupakan aktifitas pengambilan keputusan tentang apa yang harus
dilakukan, di mana, kapan dilakukan, bagaimana melakukan dan siapa yang akan
melakukan, sehingga tercapainya tujuan yang dinginkan.
Dengan demikian perencanaan adalah
usaha untuk menggali siapa yang bertangungjawab terhadap berbagai aktifitas tertentu
untuk mencapai tujuan bersama.Aktifitas tersebutkan tergambar dalam sebuah
perencanaan yang matang dan komprehensif.Hal ini dapat dipahami dari pendapat
George R. Terry tersebut. Di sisi lain, perencanaan dapat dikatrakan sebagai
usaha mencari penangggungjawab terhadap berbagai rumusan kebijakan untuk
dilaksanakan bersama sesuai dengan bidang masing-masing.
Asnawir menyatakan perencanaan
adalah kegiatan yang harus dilakukan padatingkat permulaan, dan merupakan
aktifitas memikirkan dan memilih rangkaian tindakan yang tertuju pada
tercapainya maksud dan tujuan yang ingin dicapai.
Islam mengajarkan kepada umatnya
untuk merencanakan segala kegiatannya.” Hai orang-orang yang beriman,
bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah
diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah,
Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”(Qs.Al-Hasyr:18).
Dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa perlunya perlunya perencanaan untuk
masa depan, apakah untuk diri sendiri, pemimpin keluarga, lembaga, masyarakat
maupun sebagai pemimpin Negara.
Allah sebagai pencipta, Allah
sebagai Perencana semua makhluk ciptaannya, Allah adalah Maha Merencanakan,
Al-Bari, sifat tersebut menjadi inspirasi bagi umat islam terutama para
manajer. Karena pada dasarnya manajer yang harus mempunyai banyak konsep tetang
manajemen termasuk di dalamnnya perencanaan pemimpin yanb adalah yang mempunyai
visi dan misi, dan membangun kedua hal tersebut agar berjalan sesuai dengan
tujuan bersama.Visi dan misi merupakan hasil dari perencanaan yang baik dan
matang. Menurut Soejitno Irmin dalam buku Kepmimpinan Melalui Asmaul Husna
menyatakan bahwa perencanaan merupakan proses kegiatan yang tertata rapi yang
bertahap dan bekelanjutan.
Dari kutipan tersebut dapat
dicermati bahwa perencanaan adalah proses yang berkelanjutan, bertahap dan
tertata rapi. Artinya perencanaan tidak bersifat mutlak, kaku tetapi ada
peluang untuk perbaikan dan sisipan kebijakan baru. Dengan demikian perencanaan
adalah proses yang berkelanjutan dalam rangka menyempurnakan aktifitas untuk
mewujudkan tujuan bersama.
Menurut Coom dalam definisi
perencanaan pendidikan dibahas paling tidak tempat hal sebagai berikut: pertama
tujuan, apakah yang akan dicapai dengan perencanaan itu? Kedua, status posisi
system pendidikan yang ada, bagaimanakah keadaan yang ada sekarang?Ketiga,
kemungkinan pilihan alternative kebijakan dan prioritas untuk mencapai
tujuan.Keempat, strategi.
Dari beberapa definisi tersebut,
dapat dipahami bahwa ada beberapa unsure penting yang terkandung dalam
perencanaan pendidikan, yaitu Pertama penggunaan analisis yang bersifat
rasional dan sistematik dalam perencanaan pendidikan, termasuk di dalamnya
metodologi dalam perencanaan.Kedua, proses pembangunan dan pengembangan
pendidikan.Artinya adalah perencanaan pendidikan dilakukan dalam rangka
perbaikan pendidikan atau reformasi pendidikan.Ketiga prinsip efektifitas dan
efesien, artinya dalam perencanaan pendidikan perlu dipikirkan aspek
ekonomis.Keempat kebutuhan dan tujuan peserta didik dan masyarakat, regional,
nasional dan internasional, artinya perencanaan lembaga pendidikan hendaknya
mencakup aspek internal dan eksternal dari organisasi sistem lembaga
pendidikan. Dengan demikian perencanaan pendidikan sekedar untuk internal
lembaga pendidikan, anak didik, lebih dari itu pertimbangan lingkungan
masyarakat sebagai pengguna sekaligus penerima hsil perlu dipertimbangkan,
termasuki juga kebutuhan regional, nasional dan internasional, ini artinya
adalah menyusun perencanaan hendaknya bersifat universal untuk jangka pendek
dan jangka panjang yang kesemuanya bermuara kepada kebutuhan dan tujuan
universal.
2.3 Tujuan
Perencanaan
Perencanaan bertujuan untuk:
1. Standar pengawasan, yaitu mencocokan pelaksanaan dengan perencanaannya.
2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya suatu kegiatan.
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat (struktur organisasinya), baik
kualifikasinya maupun kuantitasnya.
4. Mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya dan kualitas pekerjaan.
5. Meminimalkan kegiatan-kegiatan yang tidak produktif dan menghemat, biaya,
tenaga, dan waktu.
6. Memberikan gambaran yang menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan.
7. Menyerasikan dan memadukan beberapa subkegiatan.
8. Mendeteksi hambatan kesulitan yang bakal ditemui.
9. Mengarahkan pada pencapaian tujuan.
2.4 Manfaat
Perencanaan
1. Standar pelaksanaan dan pengawasan
2. Pemilihan berbagai alternative terbaik
3.Penyusunan skala prioritas, baik sasaran maupun kegiatan
4.Menghemat pemanfaatan sumber daya organisasi
5.Membantu manajer menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan
6. Alat memudahkan dalam berkoordinasi dengan pihak terkait, dan,
7. Alat meminimalkan pekerjaan yang tidak pasti.
BAB III
KESIMPULAN
Goal setting merupakan suatu
mekanisme untuk mengidentifikasi apa yang ingin kita capai atau raih. Pada
dasarnya, goal setting merupakan rangkaian kegiatan yang akan kita lakukan
dalam mencapai prestasi. Perencanaan adalah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan,
fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan
memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang
diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima dan digunakan
dalam penyelesaian.
DAFTAR PUSTAKA