TEORI PROSES DAN TEORI KEPUASAN
TUGAS
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah motivasi
Dosen pengampu:
Hasan Bisry Isa Alfaris, S.Kom.
Disusun oleh:
M. Fikri Rofiudin (1402040442)
M. Fikri Rofiudin (1402040442)
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA
FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS KH. A. WAHAB HASBULLAH
JOMBANG
2015
Berbagai Teori tentang Motivasi
Sejak dahulu manusia sebenarnya
telah bergelut dengan motivasi. Namun baru pada dasawarsa 1950-an,
konsep-konsep motivasi secara ilmiah mulai berkembang. Secara garis besar teori
motivasi terbagi menjadi dua, Teori Kepuasan/Isi (Content Theory) dan Teori
Proses (Process Theory).
1. Teori Kepuasan (Content Theory)
Yang termasuk teori ini adalah
teori-teori yang meneliti faktor-faktor apa saja dalam diri induvidu yang
menggerakkan, mengarahkan, mendukung, danmenghentikan perilaku induvidu.
Diantara teori kepuasan adalah:
a. Teori Hirarki Kebutuhan Maslow
(Maslov's Hkrordhy of Needs).
Teori ini dikembangkan oleh Abraham
Maslow. Maslow berpendapat ada lima tingkat kebutuhan manusia, mulai dari
kebutuhan fisiologis yang paling mendasar sampai kebutuhan tertinggi yaitu
aktualisasi diri. Menurut Maslow, induvidu akan termotivasi untuk memenuhi
kebutuhan yang paling menonjol, atau paling kuat, bagi mereka pada waktu
tertentu. Kemenonjolan dari kebutuhan ini tergantung pada situasi saat itu dan
pengalaman mutakhir induvidu tersebut Dimulai dengan kebutuhan fisik (sandang
dan pangan) yang paling mendasar, maka setiap induvidu berusaha untuk memuaskan
kebutuhannya. Setelah puas, baru induvidu tersebut mempunyai keinginan untu
memuaskan kebutuhan yang lebih tinggi lagi.
Yang menarik, diakhir hidupnya
Maslow mena bahkan teorinya dengan satu kebutuhan ya berdimensi spritual.
Maslow akhirnya mengak bahwa manusia tak akan puas hanya dengan memenu
kebutuhan yang berdimensi material dan duniawi. Manusia akhirnya akan
membutuhkan sesuatu yang bernilai spritual dan religius (ketuhanan).
b. Teori X dan Y (XY Theory)
Teori ini dikemukakan oleh Douglas
Mc Gregor. la mengatakan ada dua tipe manusia, yaitu tipe X dan tipe Y. Tipe X
adalah manusia yang tidak menyukai kerja, malas, tidak menyukai tanggung jawab
dan harus dipaksa agar berprestasi. Sebaliknya, manusia tipe Y adalah manusia
yang menyukai kerja, kreatif, berusaha bertanggung jawab dan dapat bekerja
tanpa perlu dipaksa. Mc Gregor sendiri meyakini bahwa pengandaian manusia tipe
Y lebih valid daripada tipe X. Karena itu, ia mengusulkan ide-ide seperti
pengambilan keputusan partisipatif, pekerjaan yang bertanggung jawab dan
menantang, serta hubungan kelompok yang baik, sebagai pendekatan yang akan
memaksimalkan motivasi seseorang.
c. Teori ERG (ERG Theory)
Teori yang disampaikan oleh Clayton
Alderfer ini berpendapat bahwa setiap orang mempunyai kebutuhan yang tersusun
dalam suatu hirarki. Pertama, yang paling dasar adalah kebutuhan eksistensi
(Existence), yakni kebutuhan yang dipuas¬kan oleh faktor-faktor seperti
makanan, minuman, udara, upah dan kondisi kerja. Kedua, kebutuhan relasi
(Relatedness), yakni kebutuhan yang dipuaskan oleh hubungan sosial yang
bermanfaat. Ketiga, kebutuhan pertumbuhan (Growth), yaitu kebutuhan dimana
induvidu merasa puas jika dapat memberikan kontribusi yang kreatif dan
produktif. Teori ERG berpendapat seperti Maslow bahwa kebutuhan tingkat lebih
rendah yang terpuaskan menghantar ke hasrat kebutuhan yang lebih tinggi. Namun
halangan terhadap kebutuhan yang lebih tinggi dapat menghasilkan regresi ke
tingkat kebutuhan yang lebih rendah.
d. Teori Kebutuhan Mc. Gel land (Mc
Clelland Theory)
Mc. Clelland mengajukan teori motivasi
yang berkaitan erat dengan konsep belajar, la berpendapat ada tiga kebutuhan
yang dapat dipelajari, yaitu kebutuhan
berprestasi (need for achievement), kebutuhan berkuasa (need for power) dan
kebutuhan berafiliasi (need foraffiliation). Mc Clelland mengatakan bahwa jika
kebutuhan seseorang sangat kuat, maka motivasinya akan kuat untuk memenuhi
kebutuhan tersebut. Sebagai misal, seseorang yang mempunyai kebutuhan
berprestasi, maka akan terdorong untuk menetapkan tujuan yang penuh tantangan,
dan ia akan bekerja keras untuk mencapai tujuan tersebut serta menggunakan
keahliannya untuk mencapainya.
e. Teori Motivasi-Higiene
(Hygiene-Motivation Theory)
Frederick Herzberg mengemukakan dua
faktor tentang motivasi. Faktor itu adalah faktor yang membuat orang merasa
tidak puas dan faktor yangmembuat orang puas. Faktor yang me tidak puas lebih
disebabkan faktor higiene (ekstrinsik), yaitu kondisi di luar induvidu, seperti
upah, jaminan kerja, status, pergaulan, hubungan atasan/bawahan, dan lain-lain.
Sedang faktor yang membuat orang puas adalah faktor motivator (intrinsik),
yaitu yang berasal dari dalam induvidu itu sendiri, seperti tantangan,rasa
berprestasi,minat, rasa tanggung jawab,dan aktualisasi diri. Model Herzberg
pada dasarnya mengasumsikan bahwa kepuasan bukanlah konsep berdimensi satu.
Diperlukan dua variabel untuk menafsirkan kepuasan kerja secara tepat .
Artinya, untuk mencapai motivasi optimum dibutuhkan dua kondisi intrinsik dan
ekstrinsik yang sama-sama memuaskan.
2. Teori Proses (Process Theory)
Teori ini menguraikan dan
menganalisa bagaimana perilaku digerakkan, didukung dan dihentikan. Yang
termasuk teori ini diantaranya :
a. Teori Harapan (Expectancy
Theory)
Dalam teorinya, Victor Vroom
menyatakan bahwa orang memilih cara bertingkah laku tertentu berdasarkan
harapan akan apa yang akan diperoleh dari setiap tindakannya. Semakin kuat
harapannya,semakin tinggi motivasi untuk bertindak. Sebaliknya, semakin kecil
harapannya, semakin menurun motivasi untuk melakukan tindakan tertentu.
b. Teori Penentuan Tujuan (Goal
Setting Theory)
Teori ini memusatkan pada proses
penentuan sasaran diri mereka sendiri. Menurut Edwin Locke, penggagasnya,
manusia cenderung untuk menentukan sasaran dan berjuang keras untuk
mencapainya. Namun hal ini hanya akan memotivasi jika sasaran tersebut diterima
olehnya, jelas, dan terdapat harapan yang cukup besar untuk dapat dicapai.
Penelitian menujukkan, semakin spesifik dan menantang suatu sarasan, maka
semakin efektif untuk memotivasi orang atau kelompok.
c. Teori Penguatan (Reinforcement
Theory)
Dikemukaan oleh B.F. Skinner, yang
mengatakan bahwa tingkah laku dengan konsekuensi positif (penghargaan)
cenderung akan diulang. Sebaliknya, tingkah laku dengan konsekuensi negatif
(hukuman) cenderung untuk tidak diulang.
d. Teori Keadilan (Equity
Theory)
Teori yang digagas oleh J. Stacy
Adam ini mengasumsikan bahwa seseorang membandingkan usaha mereka dengan orang
lainnya dalam situasikerja yang sama. Teori ini mengatakan bahwa orang
dimotivasi untuk diperlakukan secara adil. Bila ia merasa diperlakukan tidak
adil, maka motivasinya akan menurun. Sebaliknya jika merasa diperlakukan adil,
maka motivasinya akan bertambah.
Sekarang ini, penerapan motivasi telah mengalami
berbagai modifikasi. Para ahli yang bergelut dalam bidang praktisi motivasi
telah membuat berbagai kiat agar teori motivasi menjadi mudah digunakan. Namun
dasarnya tetap sama, yakni berdasarkan berbagai teori yang telah dikemukaan di
atas.
Teori amat berguna untuk diketahui dalam rangka
menerapkan suatu aplikasi tertentu di lapangan. Namun teori bukanlah segalanya,
la masih dapat diperdebatkan, dipertentangkan dan diabaikan, la tidak bernilai
mutlak. Karena itu, penerapannya perlu disesuaikan dengan situasi dan kondisi
yang ada