“TATA TULIS DALAM RAGAM ILMIAH”
Makalah
Disusun
untuk memenuhi mata kuliah Bhs. Indonesia
Dosen
pengampu :
Faisol Hidayatulloh, S.Pd., M.Pd.
Oleh
Kelompok:
M.
Fikri Rofiudin
Program studi Teknik Informatika
Fakultas Teknologi Informasi
Universitas KH. A. Wahab Hasbullah
Jombang
2015
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Setelah
memepelajari materi pada bab ini diharapkan mahasiswa dapat memahami aturan
penulisan judul bab dan subbab, kutipan, catatan kaki, dan daftar pustaka,
serta teknik pengertian karya ilmiah.
B.
Tujuan
dan Manfaat
1.
Mampu memahami aturan
penulisan kutipan.
2.
Mampu memahami aturan
penulisan catatan kaki.
3.
Mampu memahami aturan
penulisan daftar pustaka.
4.
Mampu memahami teknik
pengetikan karya ilmiah.
5.
Mampu memahami
penulisan judul bab dan subbab.
C.
Bahan dan Jumlah Halaman
Suatu
karya tulis, apakah itu berbentuk
laporan, makalah, buku, maupun
terjemahan, baru dapat disebut karya tulis ilmiah bila sedikitnya
memenuhi tiga syarat berikut :
1.
Isi kajiannya berada
pada lingkup pengetahuan ilmiah.
2.
Langkah pengejaanya
dijiwai atau menggunakan metode (berfikir) ilmiah.
3.
Sosok tampilannya
sesuai dan telah memenuhi persyaratan sebagai satu sosok tulisan ilmiah.
Penulisan
ilmiah di samping harus menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar, juga harus dapat menggunakan
bahasa itu sebagai sarana komuniksi ilmu. Penggunaan Bahasa Indonesia secara
baik dan benar dalam tulis-menulis, harus pula ditunjang oleh penerapan
peraturan ejaan yang berlaku dalam bahasa Indonesia, yaitu EyD. Di samping
penggunaan bahasa, penulis juga dituntut untuk memenuhi persyaratan -
persyaratan tertentu yang berhubungan dengan teknik penulisan ilmiah. 177Bentuk
dan format penulisan ilmiah sangat beragam, mulai dari laporan ilmiah
berbentuk buku, makalah atau artikel
sampai dengan gagasan yang ditulis melalui media massa. Bentuk dan format
tersebut disesuaikan dengan tujuannya. Namun begitu, pada umumnya akan terdapat
sebuah patokan dalam teknik penulisan ilmiah.
Patokan
secara umum teknik penulisan ilmiah dapat kita baca dalam buku yang
berjudul Bahasa Indonesia untuk Penulisan Karya Tulis Ilmiah yang dikarang
oleh Drs. H. Yakub Nasucha, M.Hum, Dr. Muhammad Rohmadi,M.Hum dan Drs. Agus
Budi Wahyudi,M.Hum. bahwa bahan untuk menulis karya ilmiah berupa kertas
HVS berukuran kuarto (21,5 cm x 28 cm)
antara 70 – 80 gram. Pengetikan dengan huruf Times New Roman atau Arial 12
poin, kecuali untuk pengetikan judul dapat 14 – 16 poin. Jumlah halaman makalah
berkisar 15 – 25 halaman, skripsi berkisar antara 30 – 60 halaman, tesis
berkisar antara 150 – 200 halaman, dan disertai sekitar 300 halaman lebih. Agar
halaman karya ilmiah terlihat rapi, sebaiknya gunakanlah kertas yang sesuai
dengan ukuran. Garis pembatas kertas bersifat standar dengan ukuran margin atas
4 cm, margin bawah 3 cm, margin kiri juga 4 cm, serta margin kanan 3 cm.
Angka
yang lazim digunakan dalam karya ilmiah adalah angka romawi kecil, angka romawi
besar, dan angka arab. Angka Romawi kecil seperti I, ii, iii, iv, dan digunakan
seterusnya dipergunakan untuk memberi nomor halaman judul, abstrak, daftar isi,
dan sebagainya. Angka Romawi besar, seperti I, II, III, dan seterusya digunakan
untuk memberi nomor pada bab
pendahuluan, landasan teoretis, metodolagi penelitian, pembahasan, kesimpulan
dan saran. Misalnya, BAB I PENDAHULUAN. Angka Arab (1,2,3,….) digunakan untuk
menomori halaman – halaman naskah mulai bab pendahuluan sampai halaman
terakhir. Semua nomor halaman berangka Arab tersebut harus diketik di sebelah
kanan atas, kecuali untuk halaman judul bab ditulis di tengah bawah. Lalu
sistem penomoran pada karya ilmiah mengikuti standar berikut :
1.
Tingkat pertama
menggunakan angka Romawi besar, contaoh : I,II,III
2.
Tingkat kedua
menggunakan huruf Latin besar, contoh : A, B, C
3.
Tingkat ketiga
menggunakan angka Arab, contoh : 1, 2, 3
4.
Tingkat keempat
menggunakan huruf Latin,contoh : a, b, c
5.
Tingkat kelima
menggunakan angka Arab dengan selalu satu kurung tutup, contoh : 1), 2), 3)
6.
Tingkat keenam
menggunakan huruf Latin kecil dengan satu kurung tutup, contoh : a), b), c)
7.
Tingkat ketujuh
menggunakan angka Arab dengan dua kurung, contoh : (1), (2), (3)
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Teknik Penulisan Kutipan
Menyisipkan
kutipan – kutipan dalam sebuah tulisan ilmiah bukanlah merupakan suatu keaiban
bahkan tindakan mengutip dalam penulisan karya ilmiah dibenarkan. Tidak jarang,
pendapat, konsep, dan hasil penelitian
dikutip kembali untuk dibahas, ditelaah, dikritik, dipertentangkan, atau
diperkuat. Tindakan ini untuk memberikan
kejelasan tantang topik yang sedang dikerjakan, bahkan memberikan penanda penulis
menguasai informasi yang sudah ada, bahkan penulis bisa mengaitkan dengan
informasi yang ada tersebut dengan topik yang sedang dikerjakan. Namun
demikian, kita hanya mengutip kalau memang perlu. Janganlah tulisan kita itu
penuh dengan kutipan. Disamping itu, kita juga harus bertanggung jawab penuh
terhadap ketepatan dan ketelitian kutipan terutama kutipan yang tidak
berlangsung.
Kutipan
adalah salinan kalimat, paragraf, atau pendapat dari seorang pengarang atau
ucapan orang terkenal karena keahliannya, baik yang terdapat dalam buku,
jurnal, baik yang melalui media cetak maupun elektronik. Kutipan ditulis untuk
menegaskan isi uraian, memperkuat pembuktian, dan kejujuran menggunakan sumber
penulisan. Pengutipan adalah proses peminjaman kalimat atau pendapat seorang
pengarang atau ucapan orang yang ahli dalam bidang yang sedang ditulis.
Tata
cara penulisan kutipan langsung yang kurang dari lima baris yaitu kutipan
tersebut diintegrasikan dengan teks penulis, jarak antar baris berspasi
ganda/dua spasi, kutipan diapit dengan tanda kutip”……”,dan di akhir kutipan
diikuti dengan tanda kurung buka, nama singkat pengarang, tahun terbit, dan
nomor halaman tempat kutipan, diakhiri dengan tanda kurung tutup, contoh :
Amir
mengatakan, “Bahasa Rusia merupakan rumpun bahasa Slavia yang paling banyak
dipertuturkan. Bahasa Rusia termasuk
kelompok Timur bahasa – bahasa Slavia rumpun bahasa Indo – Eropa, sehingga berkerabat dengan bahasa Sansekerta, Yunani,
dan Latin.(2006:285)
Berikutnya,
tata cara penulisdan kutipan langsung yang lebih dari empat baris, kutipan
harus dipisahkan dari teks dengan jarak 2,5 spasi, jarak antarbaris satu spasi,
kutipan boleh diapit dengan tanda kutip, di akhir kutipan diikuti dengan tanda
kurung tutup: dan seluruh kutipan menjorok ke dalam 5 – 7 huruf/karakter, bila
paragraph baru yang dikutip, baris pertama ditulis 5 – 7 huruf/karakter,
contoh:
Sebagaimana yang telah diungkapkan oleh Amir
berikut.
“Bahasa
Rusia merupakan rumpun bahasa Slavia yang paling banyak dipertuturkan. Bahasa
Rusia termasuk kelompok Timur bahasa
– bahasa Slavia rumpun bahasa Indo – Eropa, sehingga berkerabat dengan bahasa Sansekerta, Yunani, dan
Latin. Dalam rumpun bahasa Slavia, bahasa Rusia berkerabat dengan bahasa –
bahasa Slavia timur, yaitu bahasa Belarus dan bahasa Ukraina. Seperti kedua
bahasa ini, bahasa Rusia ditulis
menggunakan abjad silirik yang terdiri dari 33 huruf. Bahasa Rusia merupakan perpaduan bahasa Sansekerta di
wilayah Timur serta Yunani dan Latin di wilayah barat. Terjadinya perpaduan Timur dan Barat dalam
bahasa Rusia karena bentangan negara Rusia meliputi wilayah Barat dan Timur, sehingga wajar jika Rusia
merupakan Negara terbesar di dunia (mir, 2006:285 – 286)”.
Untuk
kutipan yang tidak langsung, gagasan yang dikutip diintegrasikan dengan teks,
jarak antarbaris dua spasi, tanpa penggunaan tanda kutip, dan di akhiri dengan
tanda kurung buka, nama singkat, tahun terbit, dan nomor halaman, lalu di
akhiri dengan tanda kurung tutup, contoh:
……Amir
(2006:286) mengatakan bahwa bahasa Rusia digolongkan sebagai bahasa tingkat III, yaitu bahasa
yang cukup sulit untuk dipelajari oleh orang – orang yang berbahasa ibu Inggris asli, dan membutuhkan waktu 780 jam
intensif untuk bisa berbicara bahasa Rusia dengan cukup lancar. Dengan
demikian, dapat kita katakan………………
Bahasa
Rusia digolongkan sebagai bahasa tingkat III, yaitu bahasa yang cukup sulit
dipelajari oleh orang berbahasa ibu Inggris asli, dan membutuhkan waktu 780 jam
intensif untuk bisa berbicara bahasa Rusia dengan cukup lancar (Amir, 2006:286).
Dengan demikian dapat katakana.
B.
Teknik
Penulisan Catatan Kaki
Catatan
kaki merupakan keterangan atas teks karangan yang di tempatkan pada kaki
halaman karangan yang bersangkutan. Catatan kaki dapat berupa rujukan bahab
penulisan yang dijadikan sumber dan dapat pula berupa keterangan tambahan. 188Dalam
buku yang berjudul Bahasa Indonesia:Mata
kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi karangan Widjono Hs.
Dikupas dengan cukup lengkap mengenai catatan kaki mulai fungsi catatan kaki sampai pada teknik
penulisan catatan kaki.
Catatan kaki yang berupa keterangan tambahan
dapat memberikan penjelasan tambahan, memperjelas konsep, istilah, definisi,
komentar, atau uraian tambahan tanpa mengganggu proses pemahaman uraian, tidak
mengganggu focus analisis atau pembahasan, meningkatkan kualitas karangan, dan
mempertinggi nilai estetika.
Tempat
catatan kaki yaitu pada halaman yang sama pada bagian bawah yang digunakan
dalam penulisan ilmiah, seperti skripsi,
tesis, dan disertasi, lalu buku, atau karangan ilmiah formal lainnya. Jika
menggunakan cara penempatan pada kaki bab, cara yang sama harus dilakukan
sampai dengan akhir seluruh bab.
1.
Bagaimana cara menulis
catatan kaki?
a. Catatan
kaki dipisahkan tiga spasi dari naskah halman yang sama.
b. Antarcatatan
kakidipisahkan dengan satu spasi.
c. Catatan
kaki lebih dari dua baris diketik dengan satu spasi.
d. Catatan
kaki diketk sejajr dengan margin.
e. Catatan
kaki jenis karangan ilmiah formal di beri nomor urut mulai dari nomor satu
untuk catatan kaki pertama padaawal bab berlanjut sampai dengan akhir bab. Pada
setiap awal bab baru berikutnya catatan kaki dimulai dari nomor satu. Laporan
atau karangan tanpa bab, catatan kaki ditulis pada akhir karangan.
f. Nomor
urut angka Arab dan tidak diberi tanda apapun.
g. Nomor
urut ditulis lebih kecil dari huruf lainnya, misalnya, font 9/10.
Catatan
kaki yang merupakan rujukan atau data pustaka ditulis berdasarkan cara berikut
ini :
a. Nama
pengarang tanpa dibalik urutannya atau sama dengan nama pengarang yang tertulis
pada bukul lalu diikuti koma.
b. Jika
nama dalam tertulis lengkap disertai gelar akademi, catatan kaki mencantumkan gelar tersebut.
c. Judul
karangan di cetak miring, tidak diikuti koma.
d. Nama
penerbit dan angka tahun diapit tanda kurung dan diikuti koma.
e. Nomor
halaman dapat disingkat hlm atau h. Angka nomor halaman diakhiri dengan
tanda titik(.).
Contoh Penulisan :
1) William
N. Dunn, Analisis kebijaksanaan Publik, terj. Muhajir Darwin,
(Yogyakarta:Hanindita, 2001),20 – 32.
2) Abraham
H. Maslow, Motifasi dan Kepribadian 2 terj.
Nurul Imam, (Jakarta:Pustaka Binaan Presindo, 1994), 1 – 40.
2.
Ibid., Op.Cit., dan
Loc.Cit.
Singkatan
ini digunakan untuk memendekkan penulisan informasi pustaka dalam catatan kaki.
Penulisan harus memperhatikan persyaratan baku yang sudah lazim.
a. Ibid
1) Ibid
singkatan kata Ibidium berarti di tempat yang sama dengan di atasnya.
2) Ibid
ditulis di bawah catatan kaki yang mendahuluinya.
3) Ibid
tidak dipakai apabila telah ada catatan kaki lain yang menyelinginya.
4) Ibid
diketik atau ditulis dengan huruf kapital pada awal kata, dicetakmiring, dan di
akhiri dengan tanda titik.
5) Apabila
referensi berikutnya berasal dari jilid atau halaman lain, urutan penulisan:
Ibid, koma, jilid, halaman.
Contoh:
·
William N. Dunn, Analisis kebijaksanaan Publik, Muhajir
Darwin, (Yogyakarta:Hanindita,2001),20 – 32.Ibid
·
Dr. Albert
Wijaya,”Pembangunan Pemukiman
bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Kota,” dalam Prof. Ir. Eko
Budihardjo, M.Sc.(Ed). Sejumlah Masalah
Pemukiman Kota, (Bandung, Alumni, 1992), 121 – 124
b. Op.Cit.
(Opera Citato)
1) Op.Cit.
singkatan dari kata Opere Citato berarti
dalam karya yang telah disebut.
2) Merujuk
buku sumber yang telah disebutkan dan diselingi sumber lain.
3) Ditulis
dengan huruf capital pada awl suku kata, dicetak miring, setiap suku kata
diiikuti titik, dan
4) Urutan
penulisan: nama pengrang, nama panggilan, nama family, Op.Cit.nama buku, halaman.
Contoh:
· William
N. Dunn, Analisis kebijaksanan Publik, terj.
Muhajir Darwin, (Yogyakarta:Hanindita, 2001), 20 – 32
· Abraham
H. Maslow, Motifasi dan Kepribadian 2 terj. Nurul Imam, (Jakarta:Pustaka
Binaman Presindo,1994), 1 – 40
c. Loc.
Cit. (Loco Citato)
1) Loc.Cit
singkatan dari Loco Citato, berarti di tempat yang telah disebutkan.
2) Merujuk
sumber data pustaka yang sama yang berupa buku kumpulan esai, jurnal,
ensiklopedia, atau majalah;dan telah diselingi sumber lain.
3) Kutipan
bersumber pada halaman yang sama kata Loc.Cit. tidak diikuti nomor halaman.
4) Jika
halaman berbeda, kata Loc.Cit diikuti nomor halaman.
5) Menyebutkan
nama keluarga pengarang.
Contoh:
·
Dr. Albert
Wijaya,”Pembangunan Pemukiman bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah di Kota,”
dalam Prof.Ir.Eko Budihardjo, M.Sc.(Ed),
Sejumlah Masalah Pemukiman Kota, (Bandung,
Alumni, 1992), 121 – 124
·
Abraham H. Maslow, Motifasi dan Kepribadian 2 terj.
Nurul Imam, (Jakarta:Pustaka Binaman Presindo, 1994),
1 – 40
C.
Teknik Penulisan Daftar Pustaka
Daftar
pustaka memuat sejumlah pustaka atau sumber lain yang digunakan penulis untuk
mendukung pendapatnya dengan ahli lain, menolak pendapat ahli lain, atau hanya
sekadar memberikan informasi bahwa ahli lain memiliki pendapat yang tidak
sejalan dengan pendapatnya.Daftar pustaka bermaksud menabulasi atau
mendaftarkan semua sumber bacaan baik yang sudah dipublikasikan seperti buku,
majalah, surat kabar, maupun yang belum dipublikasikan seperti paper, skripsi, tesis, dan
disertai.Aktifitas pemuatan pustaka juga memberikan gambaran kepada kita bahwa
seorang ahli dalam berinteraksi ilmiah memilik etika. Kejujuran ilmiah
dijunjung dalam rangka menghormati seseorang yang sudah terlebih dahulu
melakukan kajian terhadap permasalahan tertentu.
1.
Cara Menulis Daftar
Pustaka Berupa Buku
Ditulis
berurutan mulai dari nama penulis, tahun penerbitan buku, judul buku (dengan
huruf miring), tempat penerbitan, dan nama penerbit.
Contoh:
Keraf,
Gorys. 2005. Komposisi. Flores:Nusa Indah
2.
Cara Menulis Daftar
Pustaka yang Berasal dari Buku Kumpulan Artikel
Penulisannya
sama dengan cara diatas, hanya ditambah dengan tulisan (Ed) diantara nama
penulis dan tahun penerbit.
Contoh:
Suhardjono,
Dadi Waras (Ed). 2015. Bahasa Indonesia
Menjadi Bahasa Internasional. Yogyakarta:Gadjah Mada University Prees.
3.
Cara Menulis Daftar
Pustaka dengan Mengambil Satu Artikel dari Buku Kumpulan Artikel
Nama
penulis artikel ditulis di depan diikuti tahun penerbitan, judul artikel yang
diapit oleh tanda kutip tanpa huruf miring. Setelah itu ditulis nama
editor,judul buku kumpulan artikel, dan nomor halaman.
Contoh:
Greetz,
Clifford. 2003.”Cendekiawan di Negara Berkembang”.Dalam Kemala Sartika (Ed), Menjelajah Cakrawala:Kumpulan Karya Visioner
Soedjatmiko. Jakarta:Gramedia.
4.
Cara Menulis Daftar
Pustaka yang Berasal dari Artikel dalam
Jurnal
Nama
penulis artikel ditulis di depan diikuti tahun, judul artikel, nama jurnal,
tahun, dan nomor.
Contoh:
Hanafi,
A. 1989.”Partisipasi dalam Siaran Pedesaan dan Pengadopsian Inovasi.” Forum Penelitian, 1 (1):33 – 47
5.
Cara Menulis Daftar
Pustaka yang Berasal dari Artikel Majalah atau Koran
Nama
penulis ditulis terlebih dahulu dilanjutkan dengan tanggal, bulan, dan tahun
(jika ada). Nama majalah atau Koran dicetak miring diikuti dengan nomor halaman.
Contoh:
Gardner, H. 1998.”Do Babies Sing A
Universal Song”. Psychological Today,hlm.70.
6.
Cara Menulis Daftar
Pustaka dari Koran Tanpa Penulis
Nama
Koran ditulis terlebih dahulu diikuti dengan tanggal, bulan, tahun terbit,
judul, dan nomor halaman.
Contoh:
Kompas.
18 Maret 2005.”Rawan Pangan, Tanpa Basis Sumber Daya Lokal”, hlm.41
BAB III
PENUTUP
A.
Analisis
Bahasa Indonesia
Ragam Ilmiah digunakan untuk melaporkan atau mengkomunikasikan hasil
kegiatan ilmiah, yang dilakukan dalam suatu penelitian ilmiah.
Karya ilmiah dan non-ilmiah sangatlah berbeda, karya ilmiah ditulis
berdasarkan fakta atau data-data yang
diperoleh melalui tahap penelitian sedangkan karya non–ilmiah, merupakan
suatu bentuk karangan dari hasil pemikiran atau imajinasi seseorang yang
terkadang tidak masul akal (khayal).
Karya ilmiah
harus disajikan dalam bahasa ilmiah, yang antara lain memiliki ciri :
1.
Bersifat lugas
artinya, apa yang mau diutarakan, dikatakan saja secara langsung, apa adanya.
2.
Mematuhi kaidah–kaidah
gramatika artinya kalimat–kalimat dan paragraf sesuai dengan kaidah
tata bahasa.
3.
Efektivitas
kalimatnya terpenuhi.
4.
Kosakata yang
digunakan selain kalimat efektif juga menggunakan kaidah pemilihan kata
(diksi).
5.
Kalimat –
kalimatnya bebas dari ambiguitas.
6.
Bebas dari makna
kias atau figura bahasa.
7.
Mematuhi
persyaratan penalaran.
8.
Mematuhi atau
menerapakan kaidah – kaidah EYD.
Jika, penulisan
karya ilmiah memenuhi setidaknya delapan kriteria tersebut, maka besar
kemungkinan penyampaian atau tujuan akhir dari tahapan penelitian dapat
tercapai, yaitu mengkomunikasikan atau menginformasikan pada pembaca.
B.
Simpulan
Secara
keseluruhan cara penulisan karya ilmiah yang baik sudah ditentukan, yaitu
sesuai dengan tata bahasa (EYD) dan tata tulis yang disepakati oleh masyarakat
akademik. Adapun yang masuk kedalam penelitian meliputi masalah penelitian,
tujuan, metode, kajian teori, objek data variabel dan hasil penelitian.
Kemudian cara –
cara penulisan karya ilmiah yang baik adalah:
1.
Objektif
2.
Pola berfikir deduktif
– induktif
3.
Sistematika
Tata cara
penulisan karya ilmiah mencakup : penulisan kutipan, catatan kaki, dan daftar
pustaka.
Adapun bentuk –
bentuk karya ilmiah meliputi :
1.
Karya tulis
2.
Makalah
3.
Skripsi
4.
Thesis
5.
Disertasi
6.
Laporan hasil
peneliti
C.
Saran
Kami membuat
makalah ini untuk pembelajaran bersama. Kami mengambil dari berbagai
sumber, jadi apabila pembaca menemukan kesalahan dan kekurangan, maka kami
sarankan untuk mencari referensi yang lebih baik. Apabila pembaca merasa ada
kekurangan dapat membaca buku yang menjadi referensi secara lengkap.
DAFTAR
PUSTAKA
Akhadiah,Sabarti, Maidar G.Arsjad,
Sakura H.Ridwan.2003.Pembinaan Kemampuan
Bahasa Indonesia. Jakarta:Erlangga.
Hs, Widjaja.2G07. Bahasa Indonesia: Mata
kuliah Pengembangan Kepribadian di
Perguruan Tinggi.Jakarta: Grasindo.
Nasucha, Yakub, Muhammad Rohmadi, Agus
Budi Wahyudi 2010. Bahasa Indonesia Untuk penulisan Karya Tulis
Ilmiah:Mata kuliah kepribadian. Yogyakarta:Media
Perkasa.
Shlihin, Hindori K.A., dan Embay
Sa’adiah, 2003.Terampil Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:Uhamka Press.